Mengenal Perbedaan Take Home Pay, Gross Salary dan Gaji Pokok

Apa perbedaan antara Take Home Pay, Gross Salary dan gaji pokok? Yang mana yang karyawan terima setiap bulannya? Karyawan sering bingung gaji yang ia terima kenapa terasa kurang? Banyak karyawan mempertanyakan bagaimana kantor atau tempat ia bekerja dalam menggunakan skema pemberian gaji pada karyawannya.

Hal itu terjadi karena yang Anda terima setiap bulan adalah take home pay bukan gaji pokok apalagi gross salary. Apa bedanya?

Mari kita pelajari di bawah ini.

Apa itu Gaji Pokok?

Yang dimaksud dengan gaji pokok adalah imbalan dasar yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas pekerjaannya untuk perusahaan, sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disetujui sebelumnya.

Apakah UMK sama dengan gaji pokok?

Jawabannya adalah tidak. Berikut penjelasannya.

Merujuk pada Peraturan Menakertrans Nomor 7/ 2013 berikut pengertian upah minimum, UMP, dan UMK

  • Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok, termasuk dengan tunjangan tetap yang telah ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.
  • Upah Minimum Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.
  • Upah Minimum Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat UMK adalah Upah Minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota.

Dilihat dari definisi ini, nilai gaji pokok adalah ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan perusahaan sedangkan UMK ditentukan oleh gubernur.  Nilai rupiah UMK dan gaji pokok bisa berbeda tergantung dari apakah perusahaan memberikan tunjangan tetap atau tidak.

Apa yang dimaksud dengan Gross Salary?

Pengertian gross salary secara umum yaitu total pendapatan yang diterima perusahaan sebelum dipotong pajak dan potongan lainnya.

Dari sisi perpajakan gaji gross adalah metode perhitungan pajak penghasilan dimana karyawan yang membayar pajak tersebut, bukan perusahaan.

Apa pengertian Take Home Pay (THP)?

Istilah take home pay sendiri mengacu pada sistem pemberian gaji yang utuh pada setiap pekerja di suatu perusahaan.

Gaji yang diberikan sudah termasuk insentif pada setiap bulannya, serta pengurangan-pengurangan. Misalnya, insentif kerja lembur, dan pengurangan untuk biaya asuransi.

THP memiliki arti yang sama dengan gaji bersih. Artinya, gaji yang didapat setiap karyawan adalah pendapatan mereka yang rutin didapat setiap bulannya. Tentu saja, semuanya telah menyesuaikan dengan aturan pemerintah.

Dengan menggunakan sistem THP, itu artinya seorang karyawan tidak lagi dibebankan biaya tambahan setelah menerima gaji, karena semuanya telah dihitung dalam gaji bulanan.

THP bukan Gaji Pokok

Ini adalah kekeliruan yang sering terjadi di kalangan pekerja. Biasanya, pekerja beranggapan bahwa THP tidak ada bedanya dengan gaji pokok.

Padahal, keduanya adalah hal yang berbeda. Take home pay adalah gabungan dari gaji pokok dan insentif, serta pengurangan-pengurangan.

Jumlahnya dari THP bisa lebih dari gaji pokok karena adanya insentif. Nominal juga bisa setara atau bahkan lebih kecil dari gaji pokok, terutama saat memiliki banyak pengurangan atau cicilan pada perusahaan.

Aspek Gaji pada sistem THP

Seperti dijelaskan pada poin di atas, sistem take home pay tidak hanya terdiri dari gaji pokok. Pada umumnya, manajemen SDM pada suatu perusahaan akan menyampaikan sistem pemberian gaji pada karyawan di awal waktu.

Oleh karena itu, sistem penggajian menjadi jelas, berapa besaran yang akan didapat berupa gaji pokok, insentif, dan juga potensi pengurangan-pengurangan.

Secara garis besar, sistem gaji THP terdiri dari gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap. Semua aspek ini sudah tertuang dalam surat perjanjian kerja pada pertama kali masuk.

Gaji tetap setiap perusahaan berbeda-beda. Tapi secara umum, tidak terpaut jauh dari Upah Minimum Regional daerah setempat.

Sistem untuk Memudahkan Perhitungan Take Home Pay

Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat bahwa banyak angka yang mempengaruhi gaji yang diterima karyawan tiap bulannya.

Hal ini tentu tidak akan menjadi masalah ketika jumlah karyawan sedikit. Namun jika jumlah karyawan semakin banyak, butuh lebih banyak waktu dan energi untuk memastikan akurasi take home pay karyawan.

Oleh karena itu lah banyak perusahaan tidak mau lagi menggunakan Excel atau Spreadsheet untuk mengelola payroll. Apalagi jika harus menghitung PPh 21.

Perusahaan beralih ke aplikasi pembuat slip gaji seperti Talenta yang bisa menghitung gaji karyawan dengan cepat dan mudah.

Jika Anda berniat memperbesar perusahaan Anda, administrasi HRD tidak boleh menjadi penghambat kemajuan.  Dengan menggunakan sistem yang tepat, Anda dapat menghitung gaji dengan akurat dan tepat waktu.

Cara Menentukan Gaji untuk Karyawan

Menentukan gaji untuk karyawan bisa dibilang gampang-gampang susah. Proses penggajian yang biasanya dilakukan oleh departemen HR perusahaan memang harus melalui proses panjang dengan beberapa bahan pertimbangan. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan ini tidak hanya berasal dari internal perusahaan, tapi juga dari luar.

Beberapa hal seperti pasar tenaga kerja dalam negeri tentu akan memengaruhi besaran gaji untuk karyawan. Terdengar cukup rumit, bukan? Untuk membantu Anda menentukan gaji karyawan dengan adil, memenuhi hak karyawan, dan tentunya tidak merugikan perusahaan, berikut ini beberapa cara yang bisa diterapkan.

Salah satu hal yang harus dipenuhi dalam skala gaji untuk karyawan adalah bagaimana nilai perusahaan tidak jatuh di pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja menjadi bahan pertimbangan penting karena bagaimana pun juga input karyawan perusahaan diperoleh dari sana. Apabila nilai perusahaan jatuh, maka kemungkinan untuk mendapatkan SDM berkualitas akan cenderung jatuh juga.

Agar hal tersebut tidak terjadi, Anda harus melakukan perbandingan terlebih dahulu. Cari tahu besaran skala gaji untuk karyawan pada posisi yang sama. Selain itu, Anda juga bisa melakukan perbandingan pada perusahaan yang berada pada bidang yang sama. Lebih baik lagi jika Anda bisa menemukan perusahaan dengan bidang yang sama dan berada di wilayah yang sama. Skala gaji perusahaan tersebut akan menjadi bahan perbandingan yang baik.

1. Sesuaikan dengan target perusahaan

Gaji untuk karyawan harus terkait dengan target perusahaan. Sistem penggajian Anda harus bisa menciptakan sebuah atmosfer kerja yang mendukung produktivitas karyawan. Di saat produktivitas karyawan bisa dicapai, maka target perusahaan juga kemungkinan besar akan tercapai. Oleh karena itu, faktor ini juga harus Anda pertimbangkan masak-masak.

Untuk melakukan ini, Anda bisa menyamakan langkah dengan departemen HR. Pada umumnya, departemen inilah yang paling memahami tentang sumber daya manusia di perusahaan berikut dengan atmosfer kerjanya. Tidak mempertimbangkan hal ini akan membuat perusahaan Anda hanya akan jalan di tempat dan target-target yang telah direncanakan tidak akan tercapai.

2. Kompetensi karyawan juga berpengaruh

Dalam dunia kerja, kompetensi seorang karyawan akan sangat berpengaruh pada besaran gaji yang ia terima. Apabila ia mampu memenuhi beberapa faktor terkait pengetahuan, keterampilan, serta work ethic yang telah disyaratkan perusahaan, maka seharusnya gaji yang diberikan pun harus menyesuaikan pencapaian tersebut.

Namun, Anda juga perlu memperhatikan posisi dan jabatannya. Tentu tidak mungkin memberikan gaji yang lebih besar pada karyawan dalam posisi yang sama. Bentuk apresiasi yang diberikan kepada karyawan yang memenuhi capaian tertentu bisa berupa bonus. Besaran bonus yang diberikan pun harus ideal dan tepat guna.

3. Jangan lupa aturan pemerintah

Apabila Anda masih bingung menentukan skala gaji untuk karyawan, cobalah menelisik peraturan pemerintah. Biasanya hal ini akan tercantum pada UU tentang Ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Dengan berpedoman pada undang-undang dan peraturan pemerintah, seharusnya Anda bisa mendapatkan gambaran skala gaji yang tepat.

Setidaknya, dari aturan yang dikeluarkan Anda bisa mengetahui upah minimum untuk karyawan. Pemerintah melalui Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 1 Tahun 2017 juga menyebutkan bahwa skala upah bagi karyawan harus mempertimbangkan golongan, jabatan, masa kerja, dan tentunya kompetensi karyawan.

Menentukan gaji untuk karyawan memang bukanlah sebuah perkara mudah. Anda harus memperhitungkan beberapa faktor supaya gaji yang diberikan tepat guna dan bisa memenuhi target-target perusahaan. Anda bisa mencoba cara-cara di atas untuk menentukan penggajian karyawan secara ideal.